Rabu, 22 Februari 2017

Dear Nathan : Erisca Febriani




Dear Nathan : Erisca Febriani



Dimulai dari keterlambatan seorang gadis mengikuti upacara pertama di sekolah baru, yaitu Salma Alvira bertemu dengan seorang laki-laki yang membantunya menyelusup melalui gerbang samping.
Selidik punya selidik, lelaki itu ternyata bernama Nathan, yakni akan nakal yang sering menjadi bahan gosip murid-murid satu sekolah.

“ Di Sma kalau ngga ada murid seperti Nathan mah nggak seru, belum terasa putih abu-abunya. Kalau semua anak di sekolah ini kalem, pasti ngga bakal rame.” – rahma – hal. 79
Seperti apa hidup kita ke depan, tidak ada pernah yang tahu seperti apa nantinya. Begitu juga dengan kehidupan salma yang berubah drastis ketika dia pindah ke sekolah barunya yaitu SMA Garuda.
Teman-temannya tidak sealim seperti di sekolah lamanya. Beberapa dari mereka memiliki sifat sebagai tukang rusuh dan senang berantem, termasuk Nathan.
Nathan, ia tidak mengira akhirnya bisa jatuh cinta kepada Salma, anak baru yang nampak ingin menangis pada saat terlambat datang ke sekolah.
Kalau menurut Nathan, terlambat adalah hal biasa baginya, ternyata jauh berbeda apabila situasi itu dihadapi oleh wanita manis yang membuatnya berubah menjadi lelaki yang penuh perasaan.
“Meskipun saya tampangnya berandalan. Tapi saya amat menghargai wanita. Wanita itu seperti kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan ngga bakal bisa balik seperti semula. Gimanapun caranya.” – Nathan – hal. 95

Nathab baru sadar, jatuh cinta kepada wanita lugu yang belum pernah pacaran jadi hal yang cukup menguras tenaganya. Awalnya, ia begitu menikmati pengejaran cintanya.
Namun. apakah Nathan akan selamanya menikmati pengejarannya jika Salma terus-menerus bersikap cuek kepadanya??
“Dan seandainya pemilik hati kamu adalah aku, kemanapun kamu pergi, hati itu pasti akan kembali kepemeliki sejati dan tuhan punya seribu satu cara untuk mempersatukan kita lagi. Tapi kalau bukan milik hati ku? tuhan juga memiliki banyak cara untuk menemukan kamu dengan yang lain.”- Nathan – hal.486

Tak hanya cinta yang memberi warna dalam kehidupn Nathan. Tapi ada juga masalah yang besar yang memang sudah lama dihadapinya, yaitu masalah keluarga yang sangat berat, hingga Nathan merasa berat menanggungnya.
Kehilangan orang yang sangat di sayanginya, merasa ditinggalkan oleh ayahnya, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang ada dalam otak Nathan.
“Nath, dunia ini sudah penuh dengan kesedihan dan ait mata. Seandainya kamu ngga hanya fokus pada luka mu sendiri, ada banyak hal indah yang selama ini kamu lewati.” -Seli -hal.473

Rabu, 15 Februari 2017

Smanusa Gresik Raih Prestasi Lomba Lampion Festival Cap Go Meh 2017

Memadukan Damar kurung khas Gresik dengan Lampion Tiongkok.
Dari bahan dasar akrilik dan plastik, SMANU 1 Gresik menciptakan damar kurung terbesar. Budaya Tiongkok berpadu dengan tradisi Kota Gresik dalam pembuatan lampion  itu,  mereka meraih penghargaan khusus.

SABTU malam (11/2), cahaya warna-warni bertebaran di kawasan Atlantis Land, Kenjeran Park, Surabaya. Perhatian penonton tertuju pada salah satu lampion karya SMA Nahdlatul Ulama 1 (Smanusa) Gresik.
Ornamen indah mengelilingi lampion berbentuk persegi empat itu. Di setiap sisi, ada hiasan dengan corak merah dan kuning emas. Bagian atap dibuat dua tingkat. Masing-masing kuncup dihiasi ornamen berupa gambar ayam api, sesuai dengan kalender penanggalan Tiongkok.