NEGARA sedang kehilangan budaya luhur. Dekadensi
moral terjadi di segala penjuru negeri. Pada saat bersamaan, para penegak hukum
menghilang dari jagat raya. Demikian kira-kira yang ingin disampaikan Emha
Ainun Nadjib dalam buku Arus Bawah ini.
Kritik itu disampaikan dengan kisah hilangnya Semar dari
Karang Kedempel. Hilangnya Semar membuat warga resah. Lebih-lebih, sejak Semar
lenyap, kondisi sosial masyarakat semakin runyam. Kesenjangan sosial terjadi di
mana-mana. Pemimpin selalu absen dalam setiap persoalan yang dihadapi
masyarakat.
”Semar adalah cermin agung. Cermin paling jernih dan adil di
antara yang pernah dicapai oleh manusia,” ungkap Bagong kepada Gareng (hlm.
17). Namun Semar menghilang dari Karang Kedempel. Hal itu membuat ketiga anak
Semar, yakni Gareng, Petruk, dan Bagong berdebat panjang bahkan hingga keluar
umpatan-umpatan pedas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar