Judul
Novel : Rantau 1 Muara
Penulis
: A. Fuadi
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
: Mei, Jakarta, 2013
Jumlah
hlm : 407 hlm
“Hari ini pula, di atas
pesawat yang menerbangkan aku dari Washington DC ke Jakarta, aku rosok ujung
lipatan dompetku dan aku tarik sehelai kertas tua berlipat-lipat kecil. Tiga
barisan tulisan tangan itu masih jelas tertera di kertas yang menguning
ini. Tiga baris yang menjadi dayung-dayung hidupku selama ini.”
Man jadda wa jadda
Man shabara zhafira
Man saara ala darbi
washala
Itu adalah perkataan
Alif pada bagian epilog novel Rantau 1 Muara (R1M). Sudah cukup lama aku
menungu hadirnya novel pamungkas dari trilogy “Negeri 5 Menara” ini. Dan
penantianku berakhir manis, karena novel R1M alur ceritanya sangat mengalir dan
terselip kata-kata semangat yang cukup membuat aku terpengaruh, terutama ingin
menguasai bahasa Inggris dan Arabic. Jadi dengan senang hati aku beri 5 bintang
untuk novel ini.
Secara umum R1M
bercerita tentang kepulangan Alif dari Kanada ke Indonesia. Dia masih harus
menghadapi masalah setelah kepulangannya, seperti tunggakan kos dan bayar
kuliah. Sampai-sampai dia harus berurusan dengan debt collector (tapi sayang ga
diceritain bagaimana Alif melunasi debt collector tersebut). Alhamdulillah,
masalah tersebut dapat selesai dengan cara yang tidak disangka-sangka Alif,
hmhmhm apa ya kira-kira???
Lulus kuliah, Alif
menghadapi masalah baru. Tadinya ia masih santai, tidak menggebu-gebu mencari
pekerjaan, karena ia mendapat penghasilan sebagai penulis lepas di koran.
Dan akhirnya, krismon melanda Indonesia yang juga melanda Alif. Dia divakumkan
jadi penulis lepas untuk waktu tak tentu. Mulailah ia pontang-panting mencari
pekerjaan. Sebagai seorang lulusan HI, ia melamar ke berbagai organisasi
internasional. Karena krismon, banyak lamaran tersebut yang di tolak.
Di tengah kegalauan
tersebut, “Randai” teman sekaligus saingan Alif muncul. Randai telah
bekerja sesuai kuliahnya dia (konsisten). Randai juga kembali menantang Alif,
untuk cepat-cepatan siapa yang bisa melanjutkan sekolah S2 di Eropa atau
Amerika. Dasar Alif, dengan pede dia menerima tantangan tersebut. Boro-boro S2,
pekerjaan saja belum ada.
Alif merenung, apa
jalan pekerjaan yang ia ingin tekuni. Dia teringat mantra ketiga dari gurunya,
yaitu Man saara ala darbi washala: siapa yang berjalan di jalannya akan sampai
tujuan. Randai sudah konsisten di jalannya, sedangkan dia mau jadi
apa???Akhirnya Alif menemukan jalannya setelah flashback ke masa-masa waktu di
pondok dan kuliah. Apa hayoo jalan yang sekaligus jadi pekerjaan Alif
tersebut???
Kisah-kisah selanjutnya
bercerita tentang perjuangan Alif di pekerjaan barunya walaupun dengan gaji
pas-pasan karena kantor ia bekerja menerapkan kejujuran dan integritas tinggi.
Perjuangan tersebut berbuah manis, karena dia akhirnya memperoleh beasiswa S2
Fullbrigth ke Amerika Serikat dan juga masih bisa bekerja di kantor tersebut.
Kisah cinta Alif kembali hadir di novel ini (bikin mesem-mesem geregetan). Dan
kali ini cinta Alif benar-benar berlabuh ke pernikahan. Siapa ya jodohnya
Alif?? Dimanakah mereka bertemu???
Selanjutnya diceritakan
perjuangan Alif merantau ke Amrik. Bagaimana dia kuliah dan mendapat pekerjaan
yang konsisten. Tiga mantra dari guru Alif yang ia terapkan, ternyata mampu
mengantar Alif mencapai cita-cita yang dia mau. Tapi setelah ia merantau dengan
bekal mantra tersebut, ia memutuskan kembali ke muara ia berasal. Bagaimana ya
kisah akhir cerita Alif??Ayo baca sendiri, ya!!
Huft, itulah sedikit
review dari aku. Dan akhirnya aku sangat puas dengan novel pamungkas ini.
Kepada penulis novel: A. Fuadi, aku tidak sabar lagi menanti novel selanjutnya
yang kayaknya hadir dengan tokoh-tokoh baru. Ok selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar